Rabu, 24 Oktober 2012

Rapuh

aku menggigit bibir untuk mnahan air yang terlahir di sudut mataku

aku berpikir, mungkin aku memang sudah retak sejak dulu

namun aku yang baru menyadari nya
barangkali aku bagaikan guci antik dari porselen, yang bagian dasar nya gompal

disentil sedikit, retakan itu akan menjalar

dan menghancurkan penampilan yang sbelum nya tampak anggun dan tenang tanpa emosi...

Ku Bingkai Rasaku

Membuktikan cinta adalah berbisik di tengah orasi masa ..
Menunggu cinta adalah mengharapnya gurun pasir berwarnakan hujan.. Tak guna dan mengecewakan..

Lelah diri kagumi apa yg disebutkan nya benda mti , tak menoleh kearahku ...
Hancur diri kala kau tau namun tetap diam membisu , tak berkata kearahku ...
Terbakar aliran darahku karnamu..
Namun hari ini ku tarik langkahku dari suatu apa yg disebutkan hati, tentang rasa itu...

Karna segaris wajah disana enggan jauhimu, karna seulas senyum tak mampu bohongimu..
Kututurkan maaf untuk apa yg ku ucap pda bisikku..
Kusiratkan maaf tentang kesepianku..
Yg coba cari celah pada dinding dinding hatimu.. Meski ku tau tak pernah ada.. Terkunci rapat..

Pada batas asaku, ,
nafas perjuangan telah temui titik lelahnya..
Kan ku bingkai rasaku, bersama semu indahnya...