Selasa, 11 Juni 2013

JURNAL BELAJAR: PERKEMBANGAN MORAL DAN AGAMA ANAK



JURNAL VIII PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PERKEMBANGAN MORAL DAN AGAMA ANAK

·         Penyaji kelompok 8:
-          Ari Rahmawati            E1A012007
-          I Gde Suryawan          E1A012012
-          Rinna Lestari               E1A012038

·         Daftar rujukan:
o   Buku
Hartinah, Siti. 2011. Pengembangan Peserta Didik. Tegal: PT Refika Aditama.
Sunarto, dkk. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
o   Jurnal
Arif, Yuni Sufyanti. 2009. Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak. Airlangga: Universitas Airlangga.
o   Internet
KBBI. 2012. Arti Kata Tumbuh Menurut KBBI. (diakses darihttp://bahasa.kemdiknas. go.id/ kbbi/index.php pada hari Senin,  4 April 2013 pukul 20.10 WITA).

·         Konsep-konsep penting dan hasil analisis kritis buku, jurnal, artikelmenurut penyaji :
o   APA ITU MORAL?
-          Istilah moral berasal dari kata Latin "mos" (Moris), yang berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau tata cara kehidupan.
-          Moral adalah ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakukan, akhlak, kewajiban dan sebagiannya (Purwadarminto, 1957:57).

o   Perkembangan Moral 
Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki moral (imoral). Tetapi dalam dirinya terdapat potensi yang siap untuk dikembangkan. Karena itu, melalui pengalamannya berinteraksi dengan orang lain (dengan orang tua, saudara dan teman sebaya), anak belajar memahami tentang perilaku mana yang baik, yang boleh dikerjakan dan tingkah laku mana yang buruk, yang tidak boleh dikerjakan.

o   Michael meringkaskan lima perubahan dasar dalam moral yang harus dilakukan oleh remaja (Hurlock) sebagai berikut:
ü  Pandangan moral individu makin lama makin menjadi lebih abstrak.
ü  Keyakinan moral lebih terpusat pada apa yangbenar dan kurang pada apa yang salah. Keadilan muncul sebagai kekuatan moral yang dominan.
ü  Penialaian moral menjadi semakin kognitif.  Hal ini mendorong remaja lebih berani mengambil keputusan terhadap pelbagai masalah moral yang dihadapinya.
ü  Penilaian moral menjadi kurang egosentris.
ü  Penilaian moral secara psikologis menjadi lebih mahal dalam arti bahwa penilaian moral merupakan bahan emosi dan menimbulkan ketegangan emosi.
o   Hal Penting Dalam Teori Perkembangan Moral
Hal penting lain dari teori perkembangan moral Kohlberg adalah orientasinya untuk mengungkapkan moral yang hanya ada dalam pikiran dan yang dibedakan dengan tingkah laku moral dalam arti perbuatan nyata. Semakin tinggi tahap perkembangan moral sesorang, akan semakin terlihat moralitas yang lebih mantap dan bertanggung jawabdari perbuatan-perbuatannya.

o   Perkembangan Agama Pada Peserta Didik
Agama, seperti yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, terdiri atas suatu sistem tentang keyakinan-keyakinan, sikap-sikap dan praktek-praktek yang kita anut, pada umumnya berpusat sekitar pemujaan.

o   Pengertian Agama dibagi menjadi dua, yaitu:
-          Dari sudut pandangan individu yang beragama, agama adalah sesuatu yang menjadi urusan terakhir baginya.
-          Dari sudut pandangan social, seseorang berusaha melalui agamanya untuk memasuki hubungan-hubungan bermakna dengan orang lain,

o   Implementasi dalam kehidupan sehari-hari mengenai perkembangan moral dan agama
-          Personil sekolah sama-sama mempunyai kepedulian terhadap program pendidikan atau penanaman nilai-nilai moral dan agama.
-          Guru menyisipkan nilai moral dan agama kedalam mata pelajaran, sehingga peserta didik memiliki apresiasi yang positif terhadap nilai-nilai moral dan agama.
-          Sekolah menyediakan sarana ibadah sebagai laborataorium rohaniah yang cukup memadai, serta memfungsikannya secara maksimal.
-          Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler kerohanian dan pendidikan moral

·         Konsep-konsep penting dan hasil analisis kritis buku, jurnal, artikel menurut saya:
Didalam kehidupan bermasyarakat arti nilai sebuah moral sangat penting. Dalam hal ini orang dapat dikatakan bermoral apabila dalam menjalani kehidupan Hurlock, istilah moral berasal dari kata latin mos(moris), yang berarti adapt istiadat, kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau tata cara kehidupan. Sedangkan moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai- nilai atau prinsip-prinsip moral (Yusuf,2002). Konsep moral sudah dapat dibentuk sejak masa kanak-kanak yaitu lebihkurang awal dari usia 2 tahun. Meskipun sudah dipelajari sejak kecil, namun setelah dewasa manusia tetap berhadapan dengan masalah-masalah moral dan meningkatkan konsep moralnya dalam berhubungan dengan orang lain. Bahwa perkembangan moral seorang anak sejalan dengan perkembangan kognitifnya.Dengan makin bertambahnya tingkat pengertian anak, makin banyak pula nilai-nilai moral. Menurut Hurlock (dalam Sianawati,dkk 1992) meskipun perkembangan anak melewati pentahapan yang tetap, namun usia anak dalam mencapai tahapan tertentu berbeda menurut tingkat perkembangan kognitif mereka.

Pola asuh adalah perlakuaan orang tua dalam rangka memenuhi kebutuhan, memberi perlindungan, dan mendidik anak dalam kehidupan seharihari (Meichati,1978). Menurut Gunarsa (1989) keluarga merupakan lingkungan kehidupan yang dikenal anak untuk pertama kalinya, dan untuk seterusnya anak banyak belajar didalam kehidupan keluarga. Karena itu peranan orang tua dianggap paling besar pengaruhnya terhadap perkembangaan moral seorang anak. Dalam hal ini dapat dilihat perbedaan perkembangan moral anak ditinjau dari persepsi pola asuh, yaitu: Pada orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis, Anak yang duduk di TK mulai memperlihatkan keinginan untuk menjadi “anak baik” dan menunjukkan kesetiaan/loyalitas terhadap orang-orang tertentu. Ia sedang memasuki suatu tahap penting perkembangan moral, yang oleh ahli teori Lawrence Kohlberg disebut sebagai tahap “norma-norma interpersonal”. Anak mulai menginternalisir moral-moral sebagaimana yang orang dewasa tunjukan. Selama lima tahun pertama hidupnya, ia telah mengamati bagaimana cara hidup orang dewasa menangani berbagai situasi.

Menurut Hurlock (1993), perkembangan moral anak yang sesungguhnya dapat dilihat dari dua aspek yaitu perkembangan konsep moral dan perkembangan prilaku moral. Perkembangan konsep moral, seperti yang dijelaskan oleh Piaget dan Kohlberg, tidak menjamin timbulnya tingkah laku moral, karena tingkah laku moral tidak hanya semata-mata dipengaruhi oleh pengetahuan tentang konsep moral, tetapi juga ditentukan oleh banyak faktor seperti tuntutan sosial, konsep diri anak, dan sebagainya. Salah satu faktor yang penting dalam menentukan prilaku moral anak adalah adanya self regulation (pengaturan diri) yaitu kemampuan mengontrol perilaku perilaku sendiri tanpa harus diawasi atau diingatkan oleh orang lain. Dengan adanya pengaturan ini, anak akan mampu menunjukan atau menahan perilaku tertentu secara tepat sesuai dengan kondisi yang dihadapinya.

Pendidikan Agama Dasar Pembentukan Pribadi Anak
Dalam suatu pendidikan jangan hanya dituangkan pengetahuan semata-mata kepada anak didik, tetapi harus juga diperfiatikan pembinaan moral, sikap dan tingkah laku. Oleh karena itu, dalam setiap pendidikan pengetahuan harus ada pendidikan moral dan pembinaan kepribadian yang sehat. Dasar dan tujuan pendidikan moral biasanya ditentukan oleh pandangan hidup dari lembaga pendidikan itu sendiri, sertajuga harus sesuai dengan dasar dan tujuan negara. Kalau negara itu berdasarkan Demokrasi, maka pendidikan yang dilakukan terhadap anak-anakjuga bertujuan membinajiwa demokrasi. Begitu juga halnya kalau negara itu berdasarkan Otokratis, Ketuhanan.
Karena negara kita berdasarkan Pancasila, maka pendidikan harus bertujuan mempersiapkan anak didik untuk dapat menerima Pancasila dan menjadikan Pancasila sebagai dasar hidupnya. Untuk itu, pendidikan di sekolah harus ditujukan pada anak didik kesadaran-kesadaran sebagai berikut. a. Kepercayaan dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. Sikap dan tindakan harus sopan-santun dan berkeprimanusiaan; c. Rasa cinta terhadap bangsa dan Tanah Air; d. Menumbuhkanjiwa Demokratis; dan e. Rasa keadilan, kejujuran, kebenaran dan menolong orang lain.
·         Pertanyaan-pertanyaan yang muncul menurut saya:
-          Sebenarnya moral yang baik itu seperti apa?
-          Menurut anda apakah efektif imtaq yang dilaksanakan setiap jumat untuk siswa di sekolah dalam mengembangkan agama? Padahal banyak juga yang tidak memperhatikan  ketika imtaq sedang berlangsung.

·         Kesimpulan:
-          Menurut penyaji
ü  Seseorang dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah laku orang tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya.
ü  agama berperan penting dalam kehidupan. Minat pada agama antara lain tampak dengan dengan membahas masalah agama, mengikuti pelajaran-pelajaran agama di sekolah dan perguruan tinggi, mengunjungi tempat ibadah dan mengikuti berbagai upacara agama.
ü  Sejalan dengan perkembangan kesadaran moralitas, perkembangan penghayatan keagamaan yang erat hubungannya dengan perkembangan intelektual disamping emosion

-          Menurut saya
moral  dan agama bisa dianggap sama karena memiliki aturan-aturan atau larangan yang tidak boleh dilanggar. Moral dan agama saling mempengaruhi satu sama lain, karena apabila secara religious baik berarti moralnya juga baik.

JURNAL BELAJAR: PERKEMBANGAN AFEKTIF ANAK



JURNAL VII PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PERKEMBANGAN AFEKTIF ANAK

·         Penyaji kelompok 7:
-          Anis Sulviana              (E1A 012 005)
-          Ni nyoman Trisna        (E1A 012 028)
-          Sumiati                        (E1A 012 053)

·         Daftar rujukan buku:
-          Sunarto, dkk. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
-          Hartinah, Siti. 2011. Pengembangan Peserta Didik. Tegal: PT Refika Aditama.

Jurnal:
-          Ernawulan Syaodih, 2012, Perkembangan Peserta Didik Sekolah Dasar, 12:9.

Internet:
-           Juwilda, Perkembangan Afektif (PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK), www.juwilda.wordpress.com/2010/08/perkembangan-afektif-perkembangan-peserta-didik/ Diakses pada 01 April 2013 pukul 16.20 WITA.

·         Konsep-konsep penting dan hasil analisis kritis buku, jurnal, artikel menurut penyaji:
-          Perkembangan Afektif
Perkembangan aspek afektif atau perasaan berjalan konstan, kecuali pada masa remaja awal (13-14 tahun) dan remaja tengah (15-16 tahun). Pada masa remaja awal ditandai oleh rasa optimisme dan keceriaan dalam hidupnya, diselingi rasa bingung menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya. Pada masa remaja tengah, rasa senang datang silih berganti dengan rasa duka, kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa akrab bertukar dengan kerenggangan dan permusuhan. Gejolak ini berakhir pada masa remaja akhir yaitu pada usia 18-21 tahun.

-          PERKEMBANGAN EMOSI
Emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujut suatu tingkah laku yang tampak.

-          Karakteristik Perkembangan Emosional
o   Cinta /kasih sayang
o   Gembira
o   Keamarahan dan permusuhan
o   Ketakutan dan kecemasan

-          CIRI-CIRI EMOSIONAL REMAJA BERUSIA (12-15) TAHUN
ü  Cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka
ü  Bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangannya
ü  Ledakan-ledakan kemarahan yang mungkin terjadi
ü  Cenderung tidak toleran terhadap orang lain
ü  mulai mengamati orang tua dan guru mereka

-          CIRI-CIRI EMOSIONAL REMAJA USIA 15-18 TAHUN
§  “Pemberontakan” remaja merupakan ekspresi dari perubahan yang universal dari masa kanak-kanak ke dewasa.
§  Banyak remaja yang mengalami konflik dengan orang tua.
§  Siswa seringkali melamun, memikirkan masa depan mereka.

-          FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN EMOSI
§  Belajar dengan coba-coba untuk mengekspresikan emosinya
§  Belajar dengan cara meniru, mengamati hal-hal yang membangkitkan emosi orang lain
§  Belajar dengan cara mempersamakan diri
§  Belajar melalui pengkondisian
§  Pelatihan atau belajar di bawah bimbingan dan pengawasan, terbatas pada aspek reaksi

-          HUBUNGAN ANTARA EMOSI DAN TINGKAH LAKU SERTA PENGARUH EMOSI TERHADAP TINGKAH LAKU
Gangguan emosi dapat menjadi penyebab kesulitan berbicara. Hambatan-hambatan dalam berbicara tertentu telah ditemukan bahwa tidak disebabkan oleh kelainan dalam berbicara. Ketegangan emosional yang cukup lama mungkin menyebabkan seseorang gagap. Seorang gagap seringkali relatif dapat normal dalam berbicara, apabila mereka dalam keadaan rileks atau senang. Bila dia dihadapkan kepada situasi-situasi yang menyebabkan ia kebingungan, dapat terjadi ia akan menunjukkan ketidaknormalan dalam bicara.

-          PERBEDAAN INDIVIDUAL DALAM PERKEMBANGAN EMOSI
Perbedaan individual dalam perkembangan emosi disebabkan oleh keadaan fisik anak pada saat itu dan taraf kemampuan intelektualnya, dan sebagian lagi disebabkan oleh kondisi lingkungan. Anak yang sehat cenderung kurang emosional dibandingkan dengan anak yang kurang sehat. Anak-anak dari keluarga yg berstatus  soisal ekonomi rendah cenderung lebih mengembangkan rasa takut dan cemas dibandingkan dengan mereka yang berasal dari keluarga berstatus sosial ekonomi tinggi.

-          UPAYA PENGEMBANGAN EMOSI REMAJA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
ü  Sebagai seorang guru harus konsisten dlm pengelolaan kelas dan memperlakukan siswa seperti orang dewasa yang penuh tanggung jawab.
ü  Seorang guru diminta untuk berfungsi dan bersikap seperti pendengar yang simpatik.
ü  Seorang guru hendaknya mampu menjadi seorang motivator bagi siswanya sehingga siswa tersebut tidak putus asa.


·         Konsep-konsep penting dan hasil analisis kritis buku, jurnal, artikel menurut saya:
Sejak bayi lahir, emosinya berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan orang tua mereka, dan juga dengan orang lain di lingkungan mereka. Bulan-bulan dan tahun-tahun pertama kehidupan anak adalah masa penting dan rentan dalam perkembangan emosional anak. Jika orang tua kurang menyadari pentingnya hubungan dan kualitas sikap mencintai selama ini, anak mungkin mengalami berbagai masalah dan gangguan emosi yang serius di masa depan. Sebaliknya, jika kebutuhan emosional anak terpenuhi secara seimbang di awal. Kehidupan, nanti ia akan berkembang menjadi individu yang bahagia dan diharapkan untuk mewujudkan potensinya secara optimal.

Salah satu penyebab emosi pada anak meliputi afektif, biasanya afektif secara awam juga disebut kasih sayang. Kasih sayang adalah perasaan kehangatan, rasa persahabatan dan simpati ditujukan pada orang lain. Biasanya anak-anak senang pada mereka yang juga menyukainya. Biasanya afektif juga ditujukan pada hewan atau benda. Hal ini terkadang terjadi sebagai pengganti kasih sayang terhadap orang lain. Ketika sebagian penting dalam pemenuhan kasih sayang kebutuhan adalah di masa kecil. Ketika kedua orang tua meninggal, kebutuhan afektif mungkin tidak terpenuhi. Kekurangan afektif juga terjadi, jika orang tua menolak anak.

Sebaliknya, anak-anak yang menolak orang tua mereka, apakah karena malu atau menganggap orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhannya, juga dapat mengakibatkan kurangnya kasih sayang.
 Oleh karena itu, penolakan terhadap anak yang menyebabkan anak-orangtua hubungan menjadi tegang dan menghalangi orangtua untuk memberikan kasih sayang. Penelitian menunjukkan kurangnya kasih sayang pada masa bayi dan anak-anak bisa membahayakan perkembangan mereka. Biasanya bentuk gangguan tersebut berupa: Perkembangan fisik yang terlambat
-          Keterlambatan perkembangan motorik, seperti duduk, berdiri dan berjalan
-          Gagap atau tuna wicara
-          Kesulitan berkonsentrasi dan mudah terganggu
-          Sulit untuk belajar bagaimana membangun hubungan dengan orang lain
-          Mereka sering tampil agresif dan nakal
-          Kurangnya minat pada orang lain, menarik diri, egois dan menuntut.

Kurangnya kasih sayang memang bisa mengganggu penyesuaian dan perkembangan sosial anak, tapi itu tidak berarti bahwa kasih sayang yang berlebihan akan menjadi individu yang lebih baik memiliki kasih sayang terlalu banyak akan kesulitan mengalalami dalam penyesuaian. Kasih sayang terlalu banyak dari orang tua juga memiliki efek lain, bahwa anak-anak cenderung berkonsentrasi kasih sayang pada satu atau dua orang. Ini berbahaya karena anak akan merasa tidak aman dan cemas ketika orang itu tidak ada.

Manusia dalam hidupnya selalu mengalami perkembangan baik secara psikis maupun fisik. Perkembangan dalam arti yang sesungguhnya adalah perkembangan secara psikis. Sedangkan perkembangan secara fisik sering disebut dengan pertumbuhan.
Ada beberapa tahapan perkembangan manusia yang terjadi di dalam hidupnya. Diantaranya adalah perkembangan pada masa anak. Masa anak adalah masa di mana manusia sedang menggali potensi yang ada pada dirinya untuk mencapai kematangan pada saat dewasa nanti. Perkembangan kognitif (intelektual) dan perkembangan afektif (emosional) pada anak dan remaja dipengaruhi oleh banyak faktor. Baik itu faktor personal maupun faktor sosio kultural.
Pada masa anak inilah manusia mengalami masa sekolah. Dalam dunia pendidikan perkembangan emosi anak harus selalu diperhatikan oleh setiap guru, sehingga diharapkan guru bisa menilai sejauh mana kematangan dari setiap siswa didiknya.

·         Pertanyaan-pertanyaan yang muncul menurut saya:
-          Bagaimana caranya menyikapi emosi dari peserta didik yang masing-masingnya berbeda?
-          Bagaimanakah bila ada anak yang emosinya meledak-ledak, bagaimana cara membuat dia meredam emosinya itu?
-          Materinya kan tentang perkembangan afektif  peserta didik kenapa yang dibahas hanya tentang emosi?

·         Kesimpulan
-          Menurut penyaji
ü  Emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
ü  Emosi juga adalah warna afektif yg kuat dan ditandai oleh perubahan-perubahan fisik.
ü  Beberapa kondisi emosional seperti cinta/kasih sayang, gembira, kemarahan dan permusuhan, ketakutan dan kecemasan.
ü  Metode belajar yg menunjang perkembangan emosional:
 Belajar dengan coba-coba, Belajar dengan cara meniru, Belajar dengan cara mempersamakan diri (learning by identification), Belajar melalui pengkondisian, Pelatihan atau belajar di bawah bimbingan dan pengawasan, terbatas pada aspek reaksi.

-          Menurut saya
*perkembangan afektif itu meliputi emosi yaitu perasaan perasaan yang bergejolak dalam diri anak. Sejak bayi lahir, emosinya berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan orang tua mereka, dan juga dengan orang lain di lingkungan mereka.