JURNAL VI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PERKEMBANGAN
SOSIAL ANAK
·
Penyaji
kelompok 6:
-
Komang Bayu Sukaharta (E1A 012 017)
-
Umratul Aisyah (E1A 012 057)
-
Yudi Miftahul Rohmani (E1A 012 061)
·
Referensi
-
Nurihsan Juntika, 2007, Buku Materi
Pokok Perkembangan Peserta didik ,
Bandung; Sekolah Pasca Sarjana
(UPI)
-
Sumantri, Mulyani, Nana syaodih. 2001. Perkembangan
Peserta Didik.
Jakarta : Universitas Terbuka
JURNAL :
-
Hurlock B Elizabeth, Developmental
Psikologi; Mc Grow Hill, Inc, 1980,
Alih Bahasa, Istiwidayanti
dan suedjarwo, Psikologi Perkembangan
suatu
Pendekatan sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta:
Erlangga, tt.
-
LN Yusuf Syamsu; Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
-
Santrock, John W, Life-Span Development,
WM, C Brown Comunication,
Inc, 1995, Alih bahasa
Achmad Chusairi, S.PSI, Perkembangan Masa
Hidup
Jilid I.
Jakarta : Erlangga.Suryabrata,Sumadi. 2004. Psikologi
Pendidikan.
Jakarta : PT Raja Grafindo.
·
Konsep-konsep
penting dan hasil analisis kritis buku, jurnal, artikel menurut penyaji:
-
Definisi
perkembangan social
ü Menurut para ahli
*Syamsu Yusuf (2007)
Perkembangan
sosial Merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial.
Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma keluarga, moral dan tradisi, melebur
diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.
*Sunarto
dan Hartono (1999)
Hubungan
sosial Merupakan hubungan antara manusia yang saling membutuhkan.Hubungan
sosial mulai dari tingkat sederhana dan terbatas, yang didasari oleh kebutuhan
yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur,Kebutuhan manusia menjadi
kompleks.
ü Perkembangan adalah serangkaian perubahan yang terjadi sebagai
akibat dari proses kematangan dan pengalaman.
ü Sosial adalah kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain.
ü Jadi perkembangan sosial yaitu serangkaian perubahan yang terjadi
sebagai akibat kematangan dalam berinteraksi dengan orang lain.
-
Bentuk-bentuk
tingkah laku social
Ø Pembangkangan(negativisme)
Ø Agresif
Ø Berselisih
Ø Menggoda(teasing)
Ø Persaingan(rivaly)
Ø Kerja sama(cooperation)
Ø Berkuasa(ascendant)
Ø Mementingkan diri sendiri
Ø Simpati
-
Factor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan social
Ø Keluarga
Ø Kematangan fisik dan psikis
Ø Status social ekonomi keluarga
Ø Pendidikan
Ø Kapasitas mental (emosi , intelegensi)
-
Pengaruh Perkembangan sosial
terhadap tingkah laku
Dalam perkembangan sosial anak, mereka dapat
memikirkan dirinya dan orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri,
yang sering mengarah kepenilaian diri dan kritik dari hasil pergaulannya dengan
orang lain. Hasil pemikiran dirinya tidak akan diketahui oleh orang lain,
bahkan sering ada yang menyembunyikannya atau merahasiakannya. Pikiran anak
sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap kritis
terhadap situasi dan orang lain, termasuk kepada orang tuanya. Kemampuan abstraksi
anak sering menimbulkan kemampuan mempersalahkan kenyataan dan
peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana yang semestinya menurut alam
pikirannya.
-
Proses
Sosialisasi
Perkembangan sosial masa kanak-kanak awal (2-6
tahun).
Perkembangan sosial pada masa kanak-kanak akhir (6-12 tahun) , Masa
usia sekolah perkembangan sisoal anak berkembang pesat dan terjadi persaingan dan sikap sportifitas.
·
Konsep-konsep
penting dan hasil analisis kritis buku, jurnal, artikel menurut saya:
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam
hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan
diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi: meleburkan diri menjadi
suatu kesatuan, saling berkomunikasi dan bekerja sama (Budiamin, dkk. 2006:
124)
Untuk mencapai kematangan sosial, anak harus belajar tentang
cara-cara menyesuaikan diri dengan orang lain. Kemampuan ini diperoleh anak
melalui berbagai kesempatan atau pengalaman bergaul dengan orang-orang di lingkungannya,
baik orang tua, saudara, teman sebaya ataupun orang dewasa lain. (yusuf, 2000:
122)
Pada proses berikutnya perkembangan sosial anak sangat
dipengaruhi oleh perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak dalam
mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial atau norma-norma kehiduapan
bermasyarakat serta mendorong dan memberikan contoh kepada anaknya bagaimana
menerapkan norma-norma tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Proses bimbingan
orangtua disebut sosialisai.
Ambron (dalam, Nurihsan dan Agustin 2006:124) mengartikan
sosialisai itu sebagai proses belajar yang membimbing anak kearah perkembangan
kepribadian social sehingga dapat menjadi anggota yang bertanggungjawab dan
efektif.
Menurut teori Bronfenbrenner (dalam Santrock, terjemahan
2010: 90-101), konteks social dimana anak hidup akan mempengaruhi perkembangan
anak. Berikut ini merupakan tiga konteks di mana anak menghabiskan sebagian
besar waktunya: keluarga, teman sebaya-sepermainan (peer), dan sekolah.
- Keluarga
Situasi yang bervariasi di dalam keluarga akan mempengaruhi
perkembangan anak dan akan mempengaruhi perkembangan anak dan mempengaruhi
murid di dalam dan di luar ruang kelas (Cowan & Cowan, 2002; Morrison &
Cooney, 2002).
Gaya
Parenting
Baumrind mengatakan bahwa ada empat bentuk gaya pengasuhan
atau parenting:
- Authoratian Parenting, gaya asuh yang membatasi (restrictive) dan menghukum (punitive) di mana hanya ada sedikit percakapan antara orang tua dan murid; menghasilkan anak yang tidak kompeten secara social.
- Authoritative Parenting, gaya asuh positif yang mendorong anak untuk independen tapi masih membatasi dan mengontrol tindakan mereka; percakapan ekstensif diizinkan; menghasilkan anak yang kompeten secara social.
- Neglectful Parenting, gaya asuh di mana orang tua tidak peduli, atau orang tua hanya meluangkan sedikit waktu dengan anak-anaknya; hasilnya adalah anak yang tidak kompeten secara sosial.
- Indulgent Parenting, gaya asuh di mana orang tua terlibat aktif tetapi hanya sedikit member batasan atau kekangan pada perilaku anak; hasilnya adalah anak yang tidak kompeten secara social.
- Teman Sebaya
Menurut Santrock (terjemahan, 2010: 100) dalam konteks
perkembangan anak, teman seusia adalah anak pada usia yang sama atau pada level
kedewasaan yang sama. Salah satu fungsi terpenting dari kelompok teman seusia
adalah memberikan sumber informasi dan perbandingan tentang dunia di luar
keluarga. Setidaknya terdapat empat tipe status teman sebaya, yaitu:
(a) Anak popular (popular children), seringkali dinominaasikan
sebagai kawan terbaik dan jarang dibenci teman sebayanya.
(b) Anak diabaikan (neglected children), jarang
dinominasikan sebagai kawan terbaik, tetapi bukannya tidak disukai oleh oleh
teman sebayanya.
(c) Anak-anak ditolak (rejevted children), jarang
dinominasikan sebagai kawan baik dan sering dibenci oleh teman-teman seusianya.
(d) Anak kontroversial (Controversial). Sering kali
dinominasikan sebagai teman baik tapi juga kerap tidak disukai.
·
Pertanyaan-pertanyaan
yang muncul menurut saya:
-
Bagaimanakah agar perkembangan social
anak berkembang dengan baik ?
-
Bagaimanakah apabila perkembangan social
anak tidak berkembang dengan baik? Apa yang akan terjadi di masa yang akan
datang?
·
Kesimpulan
-
Menurut penyaji
v Perkembangan
sosial merupakan proses pencapaian kematangan
anak yang berhubungan dengan social anak.
v Perkembangan sosial anak
dipengaruhi oleh beberapa bentuk-bentuk tingkah
laku anak diantaranya ,Pembangkangan (negativism), Agresif, Berselisih, Menggoda(teasing),
Persaingan(rivaly), Kerja), Berkuasa sama(cooperation (ascendant), Mementingkan diri sendiri dan Simpati.
v Perkembangan
sosial anak disebabkan beberapa factor yaitu keluarga, kematangan, status
sosial ekonomi, pendidikan serta kapasitas mental. Namun Faktor lingkungan
keluarga
merupakan faktor yang paling mempengaruhi perkembangan sosial anak, semakin
bagus tata cara keluarga, maka perkembangan
sosial anak juga semakin bagus.
-
Menurut saya
-
Perkembangan social anak merupakan
proses kematangan dalam hal bersosialisasi atau hubungannya dengan orang lain.
Perkembangan social
anak dipengaruhi oleh banyak factor.