JURNAL VII PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PERKEMBANGAN AFEKTIF ANAK
·
Penyaji kelompok
7:
-
Anis Sulviana (E1A 012 005)
-
Ni nyoman Trisna (E1A
012 028)
-
Sumiati (E1A 012 053)
·
Daftar rujukan
buku:
-
Sunarto, dkk. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya.
-
Hartinah, Siti. 2011. Pengembangan Peserta Didik. Tegal: PT Refika
Aditama.
Jurnal:
-
Ernawulan Syaodih, 2012, Perkembangan Peserta
Didik Sekolah Dasar, 12:9.
Internet:
-
Juwilda, Perkembangan
Afektif (PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK),
www.juwilda.wordpress.com/2010/08/perkembangan-afektif-perkembangan-peserta-didik/
Diakses pada 01 April 2013 pukul 16.20 WITA.
·
Konsep-konsep
penting dan hasil analisis kritis buku, jurnal, artikel menurut penyaji:
-
Perkembangan
Afektif
Perkembangan aspek afektif atau perasaan berjalan
konstan, kecuali pada masa remaja awal (13-14 tahun) dan remaja tengah (15-16 tahun).
Pada masa remaja awal ditandai oleh rasa optimisme dan keceriaan dalam
hidupnya, diselingi rasa bingung menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi
dalam dirinya. Pada masa remaja tengah, rasa senang datang silih berganti
dengan rasa duka, kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa akrab bertukar
dengan kerenggangan dan permusuhan. Gejolak ini berakhir pada masa remaja akhir
yaitu pada usia 18-21 tahun.
-
PERKEMBANGAN
EMOSI
Emosi adalah
pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang
keadaan mental dan fisik dan berwujut suatu
tingkah laku yang tampak.
-
Karakteristik
Perkembangan Emosional
o
Cinta
/kasih sayang
o
Gembira
o
Keamarahan
dan permusuhan
o
Ketakutan
dan kecemasan
-
CIRI-CIRI
EMOSIONAL REMAJA BERUSIA (12-15) TAHUN
ü Cenderung banyak
murung dan tidak dapat diterka
ü Bertingkah laku
kasar untuk menutupi kekurangannya
ü Ledakan-ledakan
kemarahan yang mungkin terjadi
ü Cenderung tidak
toleran terhadap orang lain
ü mulai mengamati
orang tua dan guru mereka
-
CIRI-CIRI
EMOSIONAL REMAJA USIA 15-18 TAHUN
§ “Pemberontakan”
remaja merupakan ekspresi dari perubahan yang universal dari masa kanak-kanak
ke dewasa.
§ Banyak remaja
yang mengalami konflik dengan orang tua.
§ Siswa seringkali
melamun, memikirkan masa depan mereka.
-
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN EMOSI
§ Belajar dengan
coba-coba untuk mengekspresikan emosinya
§ Belajar dengan
cara meniru, mengamati hal-hal yang membangkitkan emosi orang lain
§ Belajar dengan
cara mempersamakan diri
§ Belajar melalui
pengkondisian
§ Pelatihan atau
belajar di bawah bimbingan dan pengawasan, terbatas pada aspek reaksi
-
HUBUNGAN
ANTARA EMOSI DAN TINGKAH LAKU SERTA PENGARUH EMOSI TERHADAP TINGKAH LAKU
Gangguan emosi
dapat menjadi penyebab kesulitan berbicara. Hambatan-hambatan dalam berbicara
tertentu telah ditemukan bahwa tidak disebabkan oleh kelainan dalam berbicara.
Ketegangan emosional yang cukup lama mungkin menyebabkan seseorang gagap.
Seorang gagap seringkali relatif dapat normal dalam berbicara, apabila mereka
dalam keadaan rileks atau senang. Bila dia dihadapkan kepada situasi-situasi
yang menyebabkan ia kebingungan, dapat terjadi ia akan menunjukkan
ketidaknormalan dalam bicara.
-
PERBEDAAN
INDIVIDUAL DALAM PERKEMBANGAN EMOSI
Perbedaan
individual dalam perkembangan emosi disebabkan oleh keadaan fisik anak pada
saat itu dan taraf kemampuan intelektualnya, dan sebagian lagi disebabkan oleh
kondisi lingkungan. Anak yang sehat cenderung kurang emosional dibandingkan
dengan anak yang kurang sehat. Anak-anak dari keluarga yg berstatus soisal ekonomi rendah cenderung lebih
mengembangkan rasa takut dan cemas dibandingkan dengan mereka yang berasal dari
keluarga berstatus sosial ekonomi tinggi.
-
UPAYA
PENGEMBANGAN EMOSI REMAJA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
ü Sebagai seorang
guru harus konsisten dlm pengelolaan kelas dan memperlakukan siswa seperti
orang dewasa yang penuh tanggung jawab.
ü Seorang guru
diminta untuk berfungsi dan bersikap seperti pendengar yang simpatik.
ü Seorang guru
hendaknya mampu menjadi seorang motivator bagi siswanya sehingga siswa tersebut
tidak putus asa.
·
Konsep-konsep
penting dan hasil analisis kritis buku, jurnal, artikel menurut saya:
Sejak bayi
lahir, emosinya berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan orang tua
mereka, dan juga dengan orang lain di lingkungan mereka. Bulan-bulan dan
tahun-tahun pertama kehidupan anak adalah masa penting dan rentan dalam
perkembangan emosional anak. Jika orang tua kurang menyadari pentingnya
hubungan dan kualitas sikap mencintai selama ini, anak mungkin mengalami
berbagai masalah dan gangguan emosi yang serius di masa depan. Sebaliknya, jika
kebutuhan emosional anak terpenuhi secara seimbang di awal. Kehidupan, nanti ia
akan berkembang menjadi individu yang bahagia dan diharapkan untuk mewujudkan
potensinya secara optimal.
Salah satu
penyebab emosi pada anak meliputi afektif, biasanya afektif secara awam juga
disebut kasih sayang. Kasih sayang adalah perasaan kehangatan, rasa
persahabatan dan simpati ditujukan pada orang lain. Biasanya anak-anak senang
pada mereka yang juga menyukainya. Biasanya afektif juga ditujukan pada hewan
atau benda. Hal ini terkadang terjadi sebagai pengganti kasih sayang terhadap
orang lain. Ketika sebagian penting dalam pemenuhan kasih sayang kebutuhan
adalah di masa kecil. Ketika kedua orang tua meninggal, kebutuhan afektif
mungkin tidak terpenuhi. Kekurangan afektif juga terjadi, jika orang tua
menolak anak.
Sebaliknya, anak-anak yang menolak
orang tua mereka, apakah karena malu atau menganggap orang tua tidak mampu
memenuhi kebutuhannya, juga dapat mengakibatkan kurangnya kasih sayang.
Oleh karena itu, penolakan
terhadap anak yang menyebabkan anak-orangtua hubungan menjadi tegang dan
menghalangi orangtua untuk memberikan kasih sayang. Penelitian menunjukkan
kurangnya kasih sayang pada masa bayi dan anak-anak bisa membahayakan
perkembangan mereka. Biasanya bentuk gangguan tersebut berupa: Perkembangan fisik
yang terlambat
-
Keterlambatan perkembangan motorik,
seperti duduk, berdiri dan berjalan
-
Gagap atau tuna wicara
-
Kesulitan berkonsentrasi dan mudah
terganggu
-
Sulit untuk belajar bagaimana
membangun hubungan dengan orang lain
-
Mereka sering tampil agresif dan
nakal
-
Kurangnya minat pada orang lain,
menarik diri, egois dan menuntut.
Kurangnya kasih sayang memang bisa mengganggu penyesuaian
dan perkembangan sosial anak, tapi itu tidak berarti bahwa kasih sayang yang
berlebihan akan menjadi individu yang lebih baik memiliki kasih sayang terlalu
banyak akan kesulitan mengalalami dalam penyesuaian. Kasih sayang terlalu
banyak dari orang tua juga memiliki efek lain, bahwa anak-anak cenderung berkonsentrasi
kasih sayang pada satu atau dua orang. Ini berbahaya karena anak akan merasa
tidak aman dan cemas ketika orang itu tidak ada.
Manusia dalam
hidupnya selalu mengalami perkembangan baik secara psikis maupun fisik. Perkembangan dalam arti yang sesungguhnya adalah
perkembangan secara psikis. Sedangkan perkembangan secara fisik sering disebut
dengan pertumbuhan.
Ada beberapa
tahapan perkembangan manusia yang terjadi di dalam hidupnya. Diantaranya adalah
perkembangan pada masa anak. Masa anak adalah masa di mana manusia sedang
menggali potensi yang ada pada dirinya untuk mencapai kematangan pada saat
dewasa nanti. Perkembangan kognitif (intelektual) dan perkembangan afektif
(emosional) pada anak dan remaja dipengaruhi oleh banyak faktor. Baik itu faktor personal maupun faktor sosio kultural.
Pada masa anak inilah manusia mengalami masa sekolah. Dalam
dunia pendidikan perkembangan emosi anak harus selalu diperhatikan oleh setiap
guru, sehingga diharapkan guru bisa menilai sejauh mana kematangan dari setiap
siswa didiknya.
·
Pertanyaan-pertanyaan
yang muncul menurut saya:
-
Bagaimana
caranya menyikapi emosi dari peserta didik yang masing-masingnya berbeda?
-
Bagaimanakah
bila ada anak yang emosinya meledak-ledak, bagaimana cara membuat dia meredam
emosinya itu?
-
Materinya
kan tentang perkembangan afektif peserta
didik kenapa yang dibahas hanya tentang emosi?
·
Kesimpulan
-
Menurut
penyaji
ü Emosi adalah
pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang
keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
ü Emosi juga
adalah warna afektif yg kuat dan ditandai oleh perubahan-perubahan fisik.
ü Beberapa kondisi
emosional seperti cinta/kasih sayang, gembira, kemarahan dan permusuhan,
ketakutan dan kecemasan.
ü Metode belajar
yg menunjang perkembangan emosional:
Belajar dengan coba-coba, Belajar dengan cara
meniru, Belajar dengan cara mempersamakan diri (learning by identification),
Belajar melalui pengkondisian, Pelatihan atau belajar di bawah bimbingan dan
pengawasan, terbatas pada aspek reaksi.
-
Menurut
saya
*perkembangan
afektif itu meliputi emosi yaitu perasaan perasaan yang bergejolak dalam diri
anak. Sejak bayi lahir, emosinya
berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan orang tua mereka, dan juga
dengan orang lain di lingkungan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar