Sabtu, 19 Desember 2015

Tromboflebitis

Zurriyatun Thoyibah
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator utama derajat kesehatan masyarakat dan ditetapkan sebagai salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs). AKI Indonesia diperkirakan tidak akan dapat mencapai target MDG yang ditetapkan yaitu 102 per 100 000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Kematian ibu akibat kehamilan, persalinan dan nifas sebenarnya sudah banyak dikupas dan dibahas penyebab serta langkahlangkah untuk mengatasinya. Meski demikian tampaknya berbagai upaya yang sudah dilakukan pemerintah masih belum mampu mempercepat penurunan AKI seperti diharapkan. Pada Oktober yang lalu kita dikejutkan dengan hasil perhitungan AKI menurut SDKI 2012 yang menunjukkan peningkatan (dari 228 per 100 000 kelahiran hidup menjadi 359 per 100 000 kelahiran hidup). Diskusi sudah banyak dilakukan dalam rangka membahas mengenai sulitnya menghitung AKI dan sulitnya menginterpretasi data AKI yang berbedabeda dan fluktuasinya kadang drastis (Depkes, 2013).

Masa nifas (puerpurium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas 6-8 minggu. (Sinopsis Obstetri). Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah melahirkan, diantaranya disebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas. Selama ini perdarahan pasca persalinan merupakan penyebab kematian ibu, namun dengan meningkatnya persediaan darah dan system rujukan, maka infeksi menjadi lebih menonjol sebagai penyebab kematian dan morbiditas ibu. Salah satu contoh infeksi yaitu tromboflebitis dan luka perieneum yang akan dibahas lebih lanjut.



B.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui tentang tromboflebitis
2.      Untuk mengetahui tentang infeksi luka perineum

C.     Manfaat
1.      Mahasiswa dapat mengetahui tentang tromboflebitis
2.      Mahasiswa dapat mengetahui tentang infeksi luka perineum


















BAB II
PEMBAHASAN

A.    TROMBOFLEBITIS
1.      Definisi
Tromboflebitis adalah infasi/perluasan mikroorganisme pathogen yang mengikuti aliran darah disepanjang vena dan cabang-cabangnya. Tromboflebitis didahului dengan thrombosis, dapat terjadi pada kehamilan tetapi lebih sering ditemukan pada masa nifas.
Gb.1. trombosis

2.      Penyebab
a.       Perubahan susunan darah
b.      Perubahan laju peredaran darah
c.       Perlukaan lapisan intema pembuluh darah
d.      Pada masa hamil dan khususnya persalinan saat terlepasnya plasenta kadar fibrinogen yang memegang peranan penting dalam pembekuan darah meningkat sehingga memudahkan timbulnya pembekuan.
e.       Peningkatan suhu tubuh yang terjadi pada hari ke 4-10 setelah melahirkan hingga mencapai 40,5 ºC
f.       Kurangnya ambulasi dini atau immobilisasi
Murray et all (1998) menjelaskan bahwa tromboflebitis disebabkan oleh nekrosis pembuluh darah, peningkatan pembuluh darah, dan keadaan darah.
Gb.2. tromboflebitis
           
3.      Faktor Predisposisi
a.       Riwayat bedah kebidanan,
b.      Usia lanjut
c.       Multi Parietas
d.      Varices
e.       Infeksi Nifas

Faktor predisposisi menurut Sally (2000) adalah obesitas, peningkatan umur maternal dan tingginya paritas, riwayat sebelumnya dari tromboflebitis vena, anastesi dan pembedahan dengan kemungkinan trauma yang lama pada pembuluh vena, anemia maternal, penyakit jantung, endometritis, dan varicosities.

Trombosis bisa terdapat pada vena-vena kaki juga pada vena-vena panggul. Trombosis pada vena-vena yang dekat pada permukaan biasanya disertai peradangan, sehingga merupakan tromboflebitis. Adanya septicemia, dapat dibuktikan dengan jalan pembiakan kuman-kuman dari darah.



4.      Ciri-ciri
Ciri-ciri tromboflebitis menurut Seller (1993) adalah kemerahan yang berlebihan yang berpengaruh pada daerah vena supervacial, kelembutan vena betis dan kaki, anggota badan terasa panas, sedikit oedema pada kaki, pireksia, meningkatnya nadi, mati rasa pada kaki, tanda positif pada saat diperiksa teraba kasar pada dorsofleksi kaki, akan menyebabkan nyeri pada lutut.

5.      Klasifikasi
a.       Pelvio Tromboflebitis
1)      Pelvio Tromboflebitis mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum yaitu vena ovarika, vena uterine, dan vena hipogastika.
2)      Vena yang paling sering terkena adalah vena ovarika dekstra perluasan infeksi dari vena ovarika sinistra ke vena renalis, sedangkan perluasan infeksi dari vena ovarika dextra adalah ke vena cava inferior.
3)      Gejala
a)      Nyeri terdapat pada perut bagian bawah atau perut bagian samping, timbul pada hari ke 2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas
b)      Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai berikut.
i.        Menggigil berulang kali, menggigil terjadi sangat berat (30-40 menit) dengan interval hanya beberapa jam saja dan kadang-kadang 3 hari. Pada waktu menggigil penderita hamper tidak panas.
ii.       Suhu badan naik secara tajam (36°C - 40°C).
iii.    Penyakit dapat berlangsung selama 1 – 3 bulan.
iv.    Cenderung terbentuk push yang menjalar kemana mana terutama ke paru-paru
v.      Gambaran darah.
c)      Terdapat Leukositosis
d)     Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat tepat sebelum menggigil, kultur darah sangat sukar dibuat karena bakterinya adalah anaerob.
e)      Pada periksaan dalam hamper tidak ditemukan apa-apa karena yang paling banyak terkena adalah vena ovarika.
4)      Komplikasi
a)      Komplikasi pada paru-paru infark, abses, pneumonia
b)      Komplikasi pada ginjal sinistra, yaitu nyeri mendadak yang diikuti dengan proteinuria dan hematuria komplikasi pada mata, persendian dan jaringan sub cutan
5)      Penanganan
a)      Rawat inap, penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakitnya dan mencegan terjadinya emboli pulmonal.
b)      Terapi medik, pemberian antibiotika atau pemberian heparin jika terdapat tanda-tanda atau dugaan adanya emboli pulmonal
c)      Terapi operati, peningkatan vena cava inferior dan vena ovarika jika emboliseptik terus berlangsung sampai mencapai paru-paru meskipun sedang dilakukan heparisasi.

b.      Tromboflebitis Femoralis (flegmasia alba dolens)
1)      Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai misalnya pada vena femoralis, vena popliteal dan vena safena.
2)      Edema pada salah satu tungkai kebanyakan disebabkan oleh suatu thrombosis yaitu suatu pembekuan darah balik dengan kemungkinan timbulnya komplikasi emboli paru-paru yang mengakibatkan kematian.
Gb.3. tromboflebitis

3)      Penilaian Klinik
a)      Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris 7 - 10 hari kemudian suhu mendadak baik kira-kira pada hari ke 10 – 20 yang disertai dengan menggigil dan nyeri sekali.
b)      Pada salah satu kaki yang terkena, akan memberikan tanda-tanda sebagai berikut :
i.              Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta bergerak, lebih panas dibandingkan dengan kaki yang lain
ii.            Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dank eras pada paha bagian atas
iii.          Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha
iv.          Reflektorik akan terjadi pasmus arteria sehingga kaki menjadi bengkak tegang dan nyeri.
v.            Edema kadang-kadang terjadi selalu atau setelah nyeri, pada umumnya terdapat pada paha bagian atas tetapi lebih sering dimulai dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki kemudian meluas dari bawah ke atas
vi.          Nyeri pada betis
vii.        Pada thrombosis vena femoralis, vena dapat teraba didaerah lipat paha.
viii.      Oedema pada tungkai dapat dibuktikan dengan mengukur lingkaran dari betis dan dibandingkan dengan tungkai sebelah lain yang normal
4)      Penanganan
a)      Kaki ditinggikan untuk mengurangi oedema lakukan kompres pada kaki
b)      Setelah mobilisasi kaki hendaknya tetap terbalut elastis atau memakai kaos kaki yang panjang elastic selama mungkin
c)      Jangan menyusui bayinya, mengingat kondisi ibu yang sangat jelek





B.     LUKA PERINEUM
Tanda dan gejala infeksi laserasi episotomi adalah munculnya:
1.      Nyeri lokal
2.      Disuria
3.      Temperatur naik 38,3ºC
4.      Nadi <100x/menit
5.      Tanda dan gejala dapat akut atau tiba tiba pada udara dingin dan pada suhu 40ºC
6.      Edema
7.      Peradangan dan kemerahan pada tepi
8.      Pus atau nanah warna kehijauan
9.      Luka kecoklatan atau lembab
10.  Lukanya meluas
Setelah luka diperbaiki harus dipantau secara rutin agar tidak terjadi tanda dan gejala infeksi di atas. Pengobatan pada infeksi termasuk pada derajat luka jahitan meliputi: membuka, debridement dan membersihkan luka serta obat anti mikroba. Pada episiotomi atau laserasi, trauma, termasuk memarabrasi termasuk jahitan luka kecil dan hematoma yang disebabkan oleh objek dari luar dari vagina (jamur).













BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
1.      Tromboflebitis adalah infasi/perluasan mikroorganisme pathogen yang mengikuti aliran darah disepanjang vena dan cabang-cabangnya. Tromboflebitis didahului dengan thrombosis, dapat terjadi pada kehamilan tetapi lebih sering ditemukan pada masa nifas. Diklasifikasikan menjadi pelvio trombloflebitis dan tromboflebitis femoralis.
2.      Tanda dan gejala infeksi laserasi episotomi adalah munculnya:Nyeri lokal, disuria, temperatur naik 38,3ºC, nadi <100x/menit, tanda dan gejala dapat akut atau tiba tiba pada udara dingin dan pada suhu 40ºC, edema, peradangan dan kemerahan pada tepi, pus atau nanah warna kehijauan, luka kecoklatan atau lembab, lukanya meluas.

B.     Saran
1.      Diharapkan mahasiswa untuk benar benar memahami tentang infeksi yang terjadi pada masa nifas agar dapat memberikan pelayanan yang sesuai.

2.      Diharapkan mahasiswa untuk banyak membaca buku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar